Kamis, 01 Mei 2014

BAB I

PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG MASALAH


     

    Dalam filsafat modern dikenal beberapa aliran-aliran diantaranya aliran rekontrusionisme. Di zaman modern ini banyak menimbulkan krisis di berbagai bidang kehidupan manusia terutama dalam bidang pendidikan dimana keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan dan kesimpangsiuran.


     

    Untuk mengatasi krisis kehidupan modern tersebut aliran rekonstrusionisme menempuhnya dengan jalan berupaya membina konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.


     

    Oleh karena itu pada aliran rekonstruksionisme ini, peradaban manusia masa depan sangat di tekankan. di samping itu aliran rekonstruksionisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sebagainya.


     

  2. RUMUSAN MASALAH


     

    Dalam makalah ini akan membahas tentang:

    1. Latar belakang lahirnya aliran reconstruksionisme
    2. Filsafat pendidikan reconstruksinisme
    3. Teori pendidikan reconstruksionisme


 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. LATAR BELAKANG ALIRAN RECONSTRUKSIONALISME

Rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris Reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.

Pada dasarnya aliran rekonstruksionisme sepaham dengan aliran perenialisme bahwa ada kebutuhan mendesak untuk kejelasan dan kepastian bagi kebudayaan zaman modern sekarang (hendak menyatakan krisis kebudayaan modern), yang sekarang mengalami ketakutan, kebimbangan dan kebingungan. Tetapi aliran rekonstruksionisme tidak sependapat dengan cara dan jalan pemencahan yang ditempuh filsafat perenialisme. Aliran perenialisem memilih jalan kembali ke alam kebudayaan abad pertengahan. Sementara itu alliran rekonstruksionisme berusaha membina suatu konsensus yang paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia.

Untuk mencapai tujuan tersebut, rekonstruksionisme berusaha mencari kesepakatan semua orang mengenai tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidup manusia dalam suatu tatanan baru seluruh lingkungannya, maka melalui berbagai dan proses pendidikan. Rekonstruksionisme ingin merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru.

Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivme, gerakan ini lahir didasari atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada pada saat sekarang ini.


 

Rekonstrusionisme di pelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930 yang ingin membangun masyarakat baru, masyrakat yang pantas dan adil. Tokoh - tokoh aliran rekonstruksionisme yaitu Caroline pratt, George count, dan Harold rugg.

Progresifisme yang dilandasi pemikiran Dewey dikembangkan oleh Kilpatrick dan Jhon Child, juga mendorong pendidikan agar lebih sadar terhadap tanggung jawab sosial. Namun mereka tidak sepakat dengan Count dan rugg bahwa sekolah harus melakukan perbaikan masyarakat yang spesifik. Kaum progresif lebih suka menekankan tujuan umum pertumbuhan masyarakat melalui pendidikan . aliran ini berpendapat bahwa sekolah harus mendominasi atau mengarahkan perubahan (rekonstruksi) pada tatanan sosial saat ini.

Usaha rekonstruksionisme sosial yang diupayakan Brammeld didasarkan atas suatu asumsi bahwa kita telah beralih dari masyarakat agraris pedesaan kemasyarakat urban yang berteknologi tinggi namun masih terdapat suatu kelambatan budaya yang serius yaitu dalam kemampuan manusia menyesuaikan diri terhadap masyarakat teknologi. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Count bahwa apa yang diperlukan pada masyarakat yang memiliki perkembangan teknologi yang cepat adalah rekonstruksi masyarakat dan pembentukan serta perubahan tata dunia baru.

  1. FILSAFAT RECONSTRUKSIONALISME

Sebagaimana telah di paparkan sebelumnya Rekontruksionisme berasal dari kata reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekontruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran ini dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada 1930. Mereka bermaksud membangun masyarakat baru, masyarakat yang dipandang pantas dan adil.

Ide gagasan mereka secara meluas dipengaruhi oleh pemikiran progresif Dewey, dan ini menjelaskan mengapa aliran rekontruksionisme memiliki landasan filsafat pragmatisme. Meskipun mereka banyak terinspirasi pemikiran Theodore Brameld, khususnya dengan beberapa karya filsafat pendidikannya, mulai dari Patern of Educational Philosophy (1950), Toward a recontructed Philosophy of Education (1956), dan Education as Power (1965).

Pada prinsipnya, rekontruksionisme sepaham dengan dengan aliran perenialisme, khususnya keprihatinan mereka pada kehidupan manusia modern. Kedua aliran tersebut memandang jika kehidupan manusia modern adalah zaman ketika manusia hidup dalam kebudayaan yang terganggu, sakit, penuh kebingungan, serta kesimpangsiuran proses. Menurut pandangan rekontruksionisme, pendidikan perlu merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang baru, untuk mencapai tujuan utama tersebut memerlukan kerja sama antarumat manusia.

Aliran rekontruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Oleh karenanya, pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.

Aliran ini mempersepsikan bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis, bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Nilai-nilai demokrasi yang sungguh bukan hanya teori, melainkan mesti menjadi kenyataan sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran, serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna ras, suku, nasionalisme, agama (kepercayaan), dan masyarakat yang bersangkutan.

  1. Prinsip-prinsip Rekontruksionisme

    Para rekontruksionis dikenal sebagai pembela dunia yang militan. Gagasan-gagasan mereka selalu menunjukkan kepedulian moral mereka pada situasi hidup manusia modern yang menurut mereka menuju keruntuhan.

    Hidup, khususnya pendidikan, telah diselenggarakan dengan cara dan pemikiran yang salah. Oleh karenanya, makin hari hidup dan kehidupan bukannya bertambah baik, justru malah bertambah buruk. Dunia bahkan mengalami sesuatu yang mereka sebut dalam situasi krisis yang sekarat. Satu-satunya solusi untuk keluar dari semua itu menurut mereka tidak lain adalah dengan mengubah praktik pendidikan yang ada ke dalam konstruksi-konstruksi baru.

    Pandangan rekontruksionis memang memiliki banyak cakupan. Mulai dari persoalan kependudukan. Semakin menipisnya sumber daya alam, meningkatnya kesenjangan-kesenjangan global, baik secara teknologi ataupun kekayaan, poliferasi nuklir, rasisme, terorisme, nasionalisme sempit, serta berbagai perilaku amoral, jelas mengancam kehidupan manusia dalam pengertian apapun.

  2. Pandangan rekonstruksionisme dan penerapannya di bidang pendidikan

    Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamat dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Oleh karena itu pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.

    Aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang dikuasasi oleh golongan tertentu. sila-sila demokrasi yang sungguh bukan hanya teori tetapi mesti menjadi kenyataan sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturuanan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan.

    George counts sebagai pelopor rekonstruksionisme dalam publikasinya Dare the school build a new sosial order mengemukakan bahwa sekolah akan betul- betul berperan apabila sekolah menjadi pusat bangunan masyarakat baru secara keseluruhan, dan kesukuan (rasialisme). masyarakat yang menderita kesulitan ekonomi dan masalah-masalah sosial yang besar merupakan tantangan bagi pendidikan untuk menjalankan perannya sebagai agen pembaharu dan rekonstruksi sosial dari pada pendidikan hanya mempertahankan status qua dengan ketidaksamaan-ketidaksamaan dan masalah-masalah yang terpendam di dalamnya. Sekolah harus bersatu dengan kekuatan buruh progresif, wanita, para petani, dan kelompok minoritas untuk mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan. Counts mengkritik pendidikan progresif telah gagal menghasilkan teori kesejahteraan sosial dan mengatakan sekolah dengan pendekatan child centered tidak cocok untuk menentukan pengetahuan dan skill sesuai dalam abad dua puluh.


     

  3. TEORI PENDIDIKAN RECONSTRUKSIONALISME


Tujuan Pendidikan

1. Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat.

2. Tugas sekolah-sekolah rekonstruksionis adalah mengembangkan "insinyur-insinyur" sosial, warga-warga negara yang mempunyai tujuan mengubah secara radikal wajah masyarakat masa kini.

3. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.

Metode pendidikan

Analisis kritis terhadap kerusakan-kerusakan masyarakat dan kebutuhan-kebutuhan programatik untuk perbaikan. Dengan demikian menggunakan metode pemecahan masalah, analisis kebutuhan, dan penyusunan program aksi perbaikan masyarakat.

Kurikulum

Kurikulum berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan.

Kurikulum banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusi, yang termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik sendiri; dan program-program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah untuk aksi kolektif.

Struktur organisasi kurikulum terbentuk dari cabang-cabang ilmu sosial dan proses-proses penyelidikan ilmiah sebagai metode pemecahan masalah.


 


 


 


 

Pelajar

Siswa adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi manusia pembangun masyarakat masa depan, dan perlu berlatih keras untuk menjadi insinyur-insinyur sosial yang diperlukan untuk membangun masyarakat masa depan.

Pengajar

Guru harus membuat para peserta didik menyadari masalah-masalah yang dihadapi umat manusia, mambatu mereka merasa mengenali masalah-masalah tersebut sehingga mereka merasa terikat untuk memecahkannya.Guru harus terampil dalam membantu peserta didik menghadapi kontroversi dan perubahan. Guru harus menumbuhkan berpikir berbeda-beda sebaga suatu cara untuk menciptakan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang menjanjikan keberhasilannya.

Menurut Brameld (kneller,1971) teori pendidikan rekonstruksionisme ada 5 yaitu:

a. Pendidikan harus di laksanakan di sini dan sekarang dalam rangka menciptakan tata sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras dengan yang mendasari kekuatan-kekuatan ekonomi, dan sosial masyarakat modern.

b. Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati dimana sumber dan lembaga utama dalam masyarakat dikontrol oleh warganya sendiri.

c. anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial.

d. Guru harus menyakini terhadap validitas dan urgensi dirinnya dengan cara bijaksana dengan cara memperhatikan prosedur yang demokratis

e. Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini, dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial yang mendorong kita untuk menemukan nilali-nilai dimana manusia percaya atau tidak bahwa nilai-nilai itu bersifat universal.

f. meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran, metode yang dipakai, struktur administrasi, dan cara bagaimana guru dilatih


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

        Reconstruksionisme ini bertujuan mengubah keadaan umat manusia kearah kemajuan atau modern, Maka salah satu cara nya ialah dengan berusaha mencari kesepakatan tentang tujuan utama aliran ini yang dapat mengatur tata kehidupan manusia. Dengan kata lain reconstruksionisme ingin merombak susunan kehidupan lama menjadi kebudayaan baru ( modern ), yaitu melalui proses pendidikan. Melalui pendidikan inilah dapat membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Aliran ini beranggapan bahwa jalan satu satunya yang dapat mengubah tatanan dunia hanyalah manusia itu sendiri.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

REFERENSI

Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan.Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002

Mudyarhardjo Redja, Pengantar Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004

Sadulloh, Uyoh, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung : Alfabeta 2003

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2004

http:// neneng- halimah- unindra2b.blogspot.com/2008/6/filsafat pendidikan.html

http:// fadliyanur.blogspot.com/2008/05/aliran rekonstruksionisme.html

http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/06/filsafat-pendidikan-rekonstruksionisme.html

BAB I

SEBARAN PELUANG KONTINU


 

  1. SEBARAN PELUANG KONTINU


     

    Peubah acak kontinu berpeluang nol untuk mengambil tepat salah satu nilainya. Akibatnya, sebaran peluangnya tidak dapat diberikan dalam bentuk tabel. Pada awalnya ini akan mengherankan, tetapi lama – lama akan menjadi jelas apabila kita memperhatikan ilustrasi berikut ini. Perhatikan peubah acak yang menyatakan tinggi badan semua orang yang berusia diatas 20 tahun. Antara dua nilai sembarang, misalnya 163,5 cm dan 164,5 cm, terdapat tak hingga banyaknya tinggi, dan hanya satu yang tepat 164 cm. Peluang mengambil secara acak orang yang tingginya tepat 164 cm, dan bukan salah satu diantara tak hingga banyaknya tinggi yang sangat dekat dengan 164 cm tetapi yang tidak dapat lagi dibedakan oleh manusia, adalah sangat kecil. Sehingga kita memberikan peluang nol pada kejadian tersebut. Tetapi tidak demikian halnya, bila kita membicarakan peluang terambilnya seseorang yang tingginya sekurang – kurangnya 163 cm tetapi tidak lebih dari 165 cm. Dalam hal ini kita berhadapan dengan sebuah selang nilai peubah acak , dan bukan tepat satu nilai peubah acak.

        Kita akan berkepentingan untuk menghitung peluang bagi berbagai selang peubah acak kontinu seperti dan lain sebagainya.

    Perhatikan bahwa bila X kontinu, maka :


     


     


     

    Jadi tidak ada bedanya apakah kita memasukan titik ujung selang atau tidak. Tetapi hal ini tidak benar bila X diskrit.

        Meskipun sebaran peluang bagi peubah acak kontinu tidak dapat disajikan dalam bentuk tabel , tetapi sebaran ini dapat dinyatakan dalam bentuk rumus. Rumus itu merupakan fungsi nilai – nilai peubah acak kontinu X, sehingga dapat digambarkan sebagai suatu kurva kontinu. Fungsi peluang yang digambarkan oleh kurva ini biasanya disebut fungsi kepekatan peluang, atau lebih singkat lagi fungsi kepekatan. Kebanyakan fungsi kepekatan yang mempunyai penerapan praktis dalam analisis data statistik bersifat kontinu untuk semua nilai X, dan grafiknya mungkin seperti salah satu di antaranya yang ditunjukan gambar di bawah ini. Karena luas daerah akan digunakan untuk menyatakan peluang dan peluang itu positif, maka fungsi kepekatan terletak seluruhnya di atas sumbu –x sama dengan 1. Bila suatu fungsi kepekatan dinyatakan oleh kurva dalam gambar 5.3, maka peluang X mengambil nilai antara a dan b sama dengan luas daerah yang dihitami yang terletak di antara X =a dan x=b di bawah fungsi kepekatanya.



     



     

    DEFINISI: Fungsi Kepekatan Peluang,
    fungsi f
    disebut fungsi kepekatan Peluang bagi peubah acak kontinu X bila luas daerah di bawah kurva antara x=a dan x=b menyatakan peluang X terletak antara a dan b.


     

    Contoh:

        Sebuah peubah acak kontinu X yang mengambil nilai antara x= 2 dan x=4 mempunyai fungsi kepekatan peluang

                

    1. Perlihatkan bahwa
    2. Hitunglah
    3. Hitunglah

    Jawab

    1. Karena daerah yang dihitami dalam gambar 5.4 berupa sebuah trapesium, maka dengan luasnya sama dengan jumlah kedua sisi sejajar digandakan dengan alasnya dan kemudian dibagi 2. Jadi


       



 


 

Sekarang karena f(2) = dan , maka

        

  1. Seperti sebelumnya , f(2)= dan kita peroleh f(3,5)= sehingga luas daerah yang dipahami dalam gambar 5.5 memberikan


     


     


     

  2. Kita memperoleh bahwa f(2,4)= dan bersama – sama dengan f(3,5)= , kita dapat melihat gambar 5.6 bahwa


     


     


     


     



     


  1. SEBARAN PELUANG BERSAMA


     

    Bila X dan Y adalah dua peubah acak diskrit, sebaran peluang bersamanya dapat dinyatakan sebagai sebuah fungsi f(x,y) bagi sebarang pasangan nilai (x,y) yang dapat diambil oleh peubah acak X dan Y. Fungsi ini biasanya disebut sebagai peluang Bersama bagi X dan Y. Jadi, dalam kasus peubah acak diskret.


     

            

    Artinya , nilai f(x,y) menyatakan peluang bahwa x dan y terjadi secara bersamaan. Misalnya, bila sebuah televisi harus diperbaiki dan X menyatakan umur televisi dalam tahun dan Y menyatakan banyaknya komponen yang rusak, maka f(3,5) adalah peluang bahwa televisi tersebut berumur 5 tahun dan memerlukan pergantian 3 komponen. Bila X dan Y keduanya merupakan peubah acak kontinu, fungsi kepekatan bersama –nya f(x,y) merupakan sebuah permukaan yang terletak diatas bidang – xy, dan sama dengan volume silinder tegak yang disebelah bawah dibatasi oleh A dan disebelah atas oleh bidang f(x,y), bila A adalah sembarang daerah di bidang – xy.


     

    Definisi : sebaran Peluang Bersama. Suatu tabel atau rumus yang mendaftarkan semua kemungkinan nilai x dan y bagi peubah acak diskrit X dan Y berikut peluang padanannya f(x,y) disebut sebaran peluang bersama.


     


     

    Contoh .


     

    Dua isi bolpen secara acak dari sebuah kotak yang berisi 3 bolpen biru, 2 merah , dan 3 hijau. Bila X adalah banyaknya isi bolpen biru dan Y banyaknya isi bolpen merah yang terpilih, tentukan :

    (a) fungsi peluang bersam f(x,y) dan

    (b) sedangkan


     

    Jawab

    1. Semua kemungkinan pasangan (x,y) adalah (0,0), (0,1) (1,0), (1,1), (0,2), dan (2,0). Sekarang f(0,1), misalnya, menyatakan peluang terambilnya isi bolpen hijau dan merah. Banyaknya cara mengambil 2 dari 8 isi bolpen adalah . banyaknya cara mengambil 1 dan 2 isi bolpen adalah merah dan 1 dari 3 isi bolpen hijau adalah 6.


       

      Sehingga f(0,1)=6/28=3/14, perhitungan serupa akan menghasilkan peluang bagi kemungkinan hasil lainnya, seperti yang disajikan dalam tabel 5.1 perhatikan bahwa jumlah semua peluangnya adalah satu.



       


    2.  


       


       

      Bila diketahui nilai – nilai f(x,y) dari sebaran peluang bersama bagi peubah acak diskret X dan Y, sebaran peluang berdimensi satu bagi X saja , yaitu g(x) , dan Y saja , yaitu h(y) diberikan oleh total kolom dan total barisnya seperti dalam tabel 5.1 . kita definisikan kedua fungsi itu sebagi sebaran marjinal masing – masing bagi X dan Y. Dengan demikian


       


       


       

      Definisi : Sebaran Bersyarat. Sebaran bersyarat bagi peubah acak diskret Y, untuk X =x, diberikan menurut rumus


       

              

      Begitu pula , sebaran bersyarat bagi peubah acak diskret X, untuk Y =y. Diberikan oleh rumus


       

              


       


       

      Contoh soal


       

      Dengan meruju pada contoh soal sebelumnya, tentukan untuk semua nilai x dan tentukan pula P ( X = 0 / Y = 1)


       

      Jawab


       

      Pertama-tama kita hitung


       

      Sekarang


       

      Sehingga


       


       

      Dan sebaran bersyarat X, untuk Y = 1, adalah


       

      Dan terakhir,


       

    DEFINISI: dua perubah acak yang bebas. Perubah acak X dan Y dikatakan bebas jika dan hanya jika


     

    Untuk semua nilai kemungkinan X dan Y


     

    

Contoh soal

    Tunjukan bahwa kedua perubah acak dalam contoh soal 6 tidak bersifat bebas

    Jawab

    Baiklah kita perhatikan titik (0,1) dari tabel 5.1 kita menegtahui ketiga nilai peluang f(0,1), g(0), dan h(1)

    

Jelas bahwa

    

    Sehingga X dan Y tidak bebas

    
 


 


 


 

BAB II

PENUTUP

  1. Saran


     

    Alhamdulillah segala puji hanya untuk Allah dan segala kekurangan hanya untuk bernama hamba. Terimakasih kepada semua teman – teman yang telah banyak berperan dalam peyelesaian makalah ini sehingga terselesaikannya makalah ini. Penyusun tidah banyak berbangga hati karena dalam karangan ilmiyah ini masih jauh dari kata sempurna , maka dari itu kritik dan saran dari AYAHANDA Bapak HASBI ASSIDQI, S.Pd, M.SI selaku dosen pengampu mata kuliah statistika matematika I sangat – sangat diharapkan dan dibutuhkan .


     

makalah pstr continous tense



THE PAST CONTINUOUS TENSE
The past continuos is used to express an activity that was in progress (was occuring, was happening) at apoint of time in the past or at the time of another action.[1]
A.      Affirmative Statements

Form
Subject + was or were + V-ing
Singular
Plural
I was working
You were working
He
She        was working
It

We
You           were working
They



Notes:
1.      Use the past continuous tense to talk about past activities in progress at spesific times such as a minute ago, yesterday, last week, last month, last year, etc.[2]
Example:
a)      We were studying in my dormitory last night.
b)      My brother was playing foot ball last afternoon.
c)      Hera was living in Alexandria last year.

2.      Use without a time expression it can indicate gradual development.
Example:
a)      It was getting dark.
b)      The wind was rising.
c)      The sky was turning red before the sunset.[3]
3.      Use with a point in time, it expresses an action which began before that time and probably continued after it.[4]
a)      I was having breakfast at 7 this morning.
b)      At eight o’clock last night, Fikri was studying.
c)      We were working with computers at 11 last night.
4.      Use the continuous tense in descriptions. Note the combination of description (past continuous) with narrative (simple past).
Example: A wood fire was burning on the hearth and a cat was sleeping in front of it. A girl was playing the piano and was singing softly to herself. Suddenly there was a knock on the door. The girl stopped playing. The cat woke up.[5]

B.       Negative Statements, Question
1.        Negative Statements

Form
Subject + was or were + not + V-ing
Long Form
Contraction
I was not working
He
She        was not working
It
We
You          were not working
They
I wasn’t working
He
She      wasn’t working
It
We
You        weren’t working[6]
They



Example :
Affirmative
Negative
1.    We were studying in my dormitory last night.
2.    My brother was playing foot ball last afternoon.
3.    Hera was living in Alexandria last year.
4.    I was having breakfast at 7 this morning
5.      At eight o’clock last night, Fikri was studying.
6.      Ilmi was working with computers at 11 last night.
We were not studying in my dormitory  last night.
My brother wasn’t playing foot ball last afternoon.
Hera was not  living in Alexandria last year.
I wasn’t having breakfast at 7 this morning.
At eight o’clock last night, Fikri was not studying.
Ilmi wasn’t working with computers at 11 last night
2.        Yes/No Question
Yes/No Question
Short Answer


Was I not working?
Were you working?
            he
Was     she  working?
            it
              we
Were                working?
              They
Affirmative
Negative
Yes, you were
Yes, I was
            he
Yes,    she     was
            it
            we
Yes,              were
            They
No, You weren’t
No, I wasn’t
            he
No,    she     wasn’t
            it
            we
No,                 weren’t[7]
            They
C.       Information Question
Form
Question Word + was/were + subject + verb+ing + time expression
Question
Possible Answers
What was he doing yesterday?
Where were we meeting last year?
When was it arriving?
Why were you taking a course last month?
How was she doing?
How much was he earning?

He was working
We were meeting in San Fransisco
It was arriving at 3.00
Because I wanted you

She was doing well
He was earning a lot of money[8]




Form
Who + was+ verb+ing
Question
Possible Answer
Who was soing that job?
Who was calling me last ningt?
Aulia was doing it.
Rosyid was.[9]



D.      While
While is often used to connect two actions in the past that were happening at the same time. Use a comma only when while is at beginning of the sentence.[10]
1.    Past Continuous tense in Sentences with While
Formula: While + past continuous tense, + past continuous tense[11]
Example:
a.       While my father was reading newspaper, Raida was watching TV.
b.      While my youngest sister was playing doll, I was shoping in the the store.
a.       While You were listening music, we were cooking in the kitchen.
Formula: past continuous tense+ while + past continuous tense[12]
Example:
b.      My father was reading newspaper while my mother was watching TV.
c.       My youngest sister was playing doll while I was shoping in the the store.
d.      You were listening music while we were cooking in the kitchen.

2.    Past Continuous Tense Vs Simple Past Tense in Sentences with While
Formula: While + past continuous tense, + simple past tense[13]
a.       While Nurul was studying, Ani saw star in the sky
b.      While we were watching TV, my sister arrived
Formula: Simple past tense + while + past continuous tense[14]
a.       Ani saw star in the sky while Nurul was studying
b.      My sister arrived while we were watching TV

E.       When
Use when with the simple past tense for the action that stops or interupsts the longer action. Use the past continuous tense with the longer action.
Formula: When + simple past tense, +  past continuous tense[15]
Example:
1.      When the phone rang, I was talking to my brother.
2.      When I saw the fire, my friends were working in the office
Formula: Simple pas continuous tense + when + simple past tense[16]
Example:
1.      Dewi was reciting al-Qur’an when her father arrived from airport
2.      Suhaimi was fishing in the river when we came to him house.
If we replace the time expression with a verb in the simple past tense:
                 When the phone rang

.................. ___________ ..................

     I was talking to my brother
The diagram describere relationship between the simple past tense and past continuous tense.[17]



EXERCISE 1
Complete these readings. Use the past continuous tense of the verbs in parentheses
Five years ago, Hamdi ______(live) an apartment with his aunt and uncle in Balikpapan East Borneo. His parents ______ (send) him money. He ____ (study) English and _____(take) computer classes. He liked his English classes, but he loved his computer classes. He _____(learn) as much as possible as fast aas possible. At the same time he _____ (meet) new people and _____ (make)  new friends. Live was great!
After just one year, Hamdi got a job with a small company in Balikpapan. He ____ (be) very good at his job. Eight month later, he got a better job. In the next three years, Andre changed jobs four  more times! Now Andre is living in his own aprtment in samarinda, east Borneo.
EXERCISE 2
Complete thesse sentences
1.      Five hours ago, I ..................................................................................
2.      At midnight last night, Suhaimi ..........................................................
3.      ........................................................................ at this time ten years ago
4.      My parent ....................................................... yesterday
5.      At 10:00 last night, my brothers...........................................................
EXERCISE 3
Change these statements to negative sentences
1.      (+) We were speaking Chinese in class last week
( - ) ...........................................................................
2.      (+) Shalihah was spending a lot of money
( - )
3.      (+) I was studying bSpanish
( - ) ...........................................................................

EXERCISE 4
Write the question for these statement
1.       ________________________________________
Yes, she was living here last month
2.      _________________________________________
No, I was not studying hard last night
EXERCISE 5
Answer these Question
1.      Were you going to school before you came here?
_________________________________________
2.      Was Ayu sleeping midnight last night, Dewi?
____________________________________________
EXERCISE 6
Answer these question
1.      What were you doing at 10:00 last night?
_________________________________________
2.      Who was helping you with the assignment?
_________________________________________
EXERCISE 7
Combine these pairs of sentences with while.
1.      Our teacher was giving us the homework assigment. We were packing up or books.
2.      Tajudin was living in Long Ikis. Darma was living in Astambul.
3.      Rahmi was studying hotel and restaurant management. Juhdi was studying computer technology.
EXERCISE 8
Complete these sentences
1.      When I woke up this morning, _____________________________
2.      __________________when Nina finished elementary school
3.      When my family went to playstore, my mother____________

SOURCE :
A.J. Thomson, A. V. Martinet. 1986. A Practical English Grammar  Oxford: Oxford University Press.
Betty Schrampier Azar. 1992. Fundamental Of English Grammar . USA: Longman.
Betty Schrampier Azar. 2003. Fundamental Of English Grammar . USA: Longman.
Betty Schrampier Azar. 1989. Understending and Using English Grammar. USA: Prentice Hall Regents.
Dony hariyanto, Rudy hariono. 2003. English Grammar. Surabaya: Gita Media Press.
Efendi. 2013. English Structure Self Remedy. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Patricia K. Werner, John P. Nelson, Marilynn spaventa. 2002. Interactions Access Grammar  New York: McGraw-Hill Contemporary.




[1] Betty Azar Scrampfer, Fundamental Of English Grammar  (USA: Longman, 1992), page 32.
[2] Patricia, K. Werner, John P. Nelson, Marilynn Spaventa, Interaction Access Grammar , (New York: McGraw-Hill/Contemporary, 2002), page 158.
[3] A.J. Thomson, A.V. Martinet, A Practical English Grammar , (Oxford: Oxford University Press, 1986), page 163.
[4] Ibid.
[5] Ibid, page 179.
[6] Patricia, K. Werner, John P. Nelson, Marilynn Spaventa, Op. Cit, page 163.
[7] Ibid, page 164.
[8]  Ibid, page 165.
[9] Ibid, page 166.
[10] Betty Scrampfer Azar, Loc.cit
[11] Patricia, K. Werner, John P. Nelson, Marilynn Spaventa, Op. Cit, page 168.
[12] Ibid.
[13] Ibid, page 170.
[14] Ibid.
[15] Ibid, page 173.
[16] Ibid.
[17] A.J. Thomson, A.V. Martinet, Loc.cit