BAB II
PEMBAHASAN
A.
ARTI
REABILITAS BAGI SEBUAH TEST
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reability
dalam bahasa Inggris , berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat
dipercaya.[1]
. Reliabilitas diartikan dengan keanjengan bilamana tes tersebut
diujikan berkali-kali hasil relative sama, artinya setelah hasil pertama dengan
hasil berikutnya dikorelasikan terhadap hasil korelasi yang disignifikan. Reliabilitas
diartikan dengan stabilitas bilamana tes tersebut diujikan dan hasilnya
diadakan analisis reliabilitas dengan menggunakan kriteria internal dalam tes
tersebut. Suatu tes dapat dikatakan tes yang reliable apabila tes tersebut
menunjukkan hasil-hasil yang mantap.
Beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes, namun
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga hal :
a.
Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan
kualitas butir-butir soal.
Tes yang terdiri dari banyak butir, tentu saja lebih valid
dibandingkan denan tes yang hanya terdiri dari beberapa butir soal. Tinggi
rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas tes. Dengan
demikian maka semakin panjang tes, maka reliabilitasnya semakin tinggi.
b.
Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee)
Suatu tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banya
siswa akan mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar kecilnya
reliabilitas tes.[2]
c.
Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes
Faktor penyelenggaraan tes yang bersifat administrative, sangat
menentukan hasil tes.
Contoh.
-
Petunjuk
yang diberikan sebelum tes dimulai akan memberi ketenangan kepada peserta tes
dalam mengerjakan soal, dan dalam menyelenggarakan tidak akan banyak terdapat
pertanyaan. Ketenangan ini tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil tes.
-
Pengawasan
yang tertib akan mempengaruhi hasil yang diberikan oleh siswa terhadap tes.
Bagi siswa tertentu adanya pengawasan yang terlalu ketat menyebabkan rasa
jengkel dan tidak bisa leluasa mengerjakan tes.
-
Suasana
lingkungan dan tempat tes (duduk tidak teratur, suasana disekelilingnya ramai
dan sebagainya) akan mempengaruhi hasi tes.
Adanya hal-hal yang mempengaruhi hasil tes ini semua, secara tidak
langsung akan mempengaruhi reliabilitas soal tes.
B.
CARA
– CARA MENCARI BESARNYA REABILITAS
1.
Metode
Bentuk Pararel (equivalent)
2.
Metode
Tes Ulang (test – retest method)
3.
Metode
Belah Dua (split – half metohod)
a)
Pembelahan
ganjil genap
b)
Pembelahan
awal akhir
c)
Penggunaan
rumus Planagan
d)
Penggunaan
rumus Rulon
e)
Penggunaan
rumus K – R. 20
f)
Penggunaan
rumus K – R 21
Cara untuk melakukan uji Reliabilitas tersebut dijelaskan lebih
lanjut
dibawah
ini.
1.
Metode
Bentuk Pararel (equivalent)
Tes bentuk
pararel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan,
tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir – butir soalnya berbeda. Walaupun
tesnya terdiri dari dua macam, namun hakikatnya isinya mengukur hal yang sama
dan alat ukur keduanya juga sama.
2.
Metode
Tes Ulang (test – retest method)
Yang dimaksud adalah untuk menguji reliabilitas tes dengan jalan mengujikan
tes tersebut dua kali atau lebih, kemudian hasilnya dikorelasikan. Tujuan tes
ini untuk mengetahui koefisien stabilitas tes.
3.
Metode
Belah Dua (split – half metohod)
Metode ini dipakai untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes dengan jalan membelah tes menjadi dua bagian
dan skor kedua belahan tersebut dikorelasikan dengan rumus tertentu.
Ada dua cara membelah butir soal ini yaitu:
a.
Membelah
atas item – item genap dan item – item ganjil yang selanjutnya yang disebut pembelahan
ganjil – genap, dan
b.
Membelah
atas item – item awal dan item – item akhir yaitu separu pada nomor – nomor
akhir yang selanjutnya disebut pembelahan awal – akhir.
Namun
perlu di ingat banyak butir soal harus genap agar dapat dibelah.
Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru
diketahui reabilitas separo test. Untuk mengetahui reabilitas seluruh
tes harus digunakan rumus Spearman - Brown sebagai berikut
Contoh:
Di mana :
Korelasi antara skor
– skor setiap belahan tes.
Koefisien reabilitas
yang sudah disesuaikan.
Contoh
perhitungan reabilitas dengan metode belah dua
TABEL ANALISIS ITEM
TES MATEMATIKA
No
|
Nama
|
Nomor Item
|
1,3,5,7,9
|
2,4,6,8,10
|
1,2,3,4,5
|
6,7,8,9,10
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
skor total
|
ganjil
|
genap
|
Awal
|
Akhir
|
||
1
|
Hartati
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
8
|
5
|
3
|
3
|
5
|
2
|
Yoyok
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
5
|
3
|
2
|
2
|
3
|
3
|
Oktaf
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
4
|
0
|
4
|
1
|
3
|
4
|
Wendi
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
5
|
3
|
2
|
3
|
2
|
5
|
Diana
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
6
|
3
|
3
|
5
|
1
|
6
|
Paul
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
4
|
4
|
0
|
3
|
1
|
7
|
Susana
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
7
|
4
|
3
|
5
|
2
|
8
|
Helen
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
8
|
3
|
5
|
3
|
5
|
1.
Pembelahan Ganjil – Genap
Tabel persiapan perhitungan reabilitas dengan belah dua ganjil –
genap adalah sebagai berikut:
No.
|
Nama
|
Item ganjil
(1,3,5,7,9)
(X)
|
Item Genap
( 2, 4, 6,8,10)
(Y)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Hartati
Yoyok
Oktaf
Wendi
Diana
Paul
Susana
Helen
|
5
3
0
3
3
4
4
3
|
3
2
4
2
3
0
3
5
|
Kelanjutan dari tabel ini adlah menghitung dengan rumus korelasi product
moment.
Diketahui :
Setelah di hitung dengan rumus korelasi product
moment dengan angka kasar diketahui bahwa
. Harga tersebut baru menunjukan reabilitas separo tes. Oleh
karena itu,
untuk belahan ini
disebut dengan istilah
atau
singkatan dari
. untuk mencari
reabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman – Brown.
2. Pembelahan
awal – akhir
Tabel persiapan perhitungan reabilitas dengan pembelahan awal
–akhir adalah sebagai berikut:
No.
|
Nama
|
Item ganjil
(1,2,3,4,5)
(X)
|
Item Genap
(6,7,8,9,10)
(Y)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Hartati
Yoyok
Oktaf
Wendi
Diana
Paul
Susana
Helen
|
3
2
1
3
5
3
5
3
|
5
3
3
2
1
1
2
5
|
Dengan
korelasi produk moment dengan angka kasar diperoleh
. Dengan rumus Sperman – Brown diperoileh
.
3)
Penggunaan Rumus Planangan
Seorang bernama Flanangan
menemukan rumus yang perhitungannya menggunakan belah duA GANJIL – GENAP.
Rumus
Dimana:
reabilitas tes
varians belahan pertama (1) yang dalam hal ini varins skor
item ganjil
varians belahan kedua
(2) yaitu varians skor item genap
varians total yaitu
varians skor total
Secara sederhana dapat dipahami bahwa varias adalah
standar deviasi kuadrat. Maka varians dapat di cari dengan rumus:
4) penggunaan rumus Rulon
Serang
bernama rulon yang rumusnya diterapkan pada
data belahan akhir:
Rumus :
Dimana:
varians beda
perbedaan antara skor
belahan pertama (awal) dengan skor belahan kedua ( akhir)
Contoh:
No.
|
Nama
|
awal
|
akhir
|
d
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Haratati
Yoyok
Oktaf
Wendi
Diana
Paul
Susana
helen
|
3
2
1
3
5
3
5
3
|
5
3
3
2
1
1
2
5
|
-2
-1
-2
1
4
2
3
-2
|
3
43
Dari perhitungan terdahulu diketahui
Varians total = 2,63
Dimasukan ke dalam rumus rulon
5) penggunaan rumus K-R. 20
Rumus dasar dari Kuder Richardson dalam menghitung koefisien
reliabilitas adalah sebagai berikut :
keterangan :
=
reabilitas tes secara keseluruhan
= proporsi subyek yang menjawab item
dengan benar
=
proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (
= jumlah hasil perkalian p dan q
= banyaknya item
= standar deviasi dari tes ( akar varians
)
TABEL
PERHITUNGAN MENCARI REABILITAS
TES
DENGAN RUMUS K – R.20
NO.
|
NAMA
|
ITEM
|
SKOR TOTAL
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Wardoyo
Benny
Hanafi
Rahmad
Tanti
Nadia
Tini
Budi
Daron
Yakob
|
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
|
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
|
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
|
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0-
|
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
|
5
5
2
6
2
4
3
3
3
2
|
|
Np
p
q
pq
|
2
0,2
0,8
0,16
|
5
0,5
0,5
0,25
|
4
0,4
0,6
0,24
|
7
0,7
0,3
0,21
|
10
1
0
0
|
4
0,4
0,6
0,24
|
3
0,3
0,7
0,21
|
35
|
||
(dicari dengan
kalkulator)
6) Penggunaan
rumus K – R.21
Apabila derajat
kesukaran semua item dalam suatu tes dapat di asumsikan setara, Kuder dan
Richardson menganjurkan menggunakan rumus berikut :
Keterangan :
= rata – rata skor
total
Jika dibandingkan
reabilitas yang dihitung dengan K-R.20 dan K-R.21 lebih besar pertama. Memang
menggunakan rumus K – R .20 cendrung memberikan hasil yang lebih tinggi, tetapi
pekerjaanya lebih rumit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar