Kamis, 01 Mei 2014

reabilitas



BAB II
PEMBAHASAN

A.    ARTI REABILITAS BAGI SEBUAH TEST
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reability dalam bahasa Inggris , berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya.[1]
. Reliabilitas diartikan dengan keanjengan bilamana tes tersebut diujikan berkali-kali hasil relative sama, artinya setelah hasil pertama dengan hasil berikutnya dikorelasikan terhadap hasil korelasi yang disignifikan. Reliabilitas diartikan dengan stabilitas bilamana tes tersebut diujikan dan hasilnya diadakan analisis reliabilitas dengan menggunakan kriteria internal dalam tes tersebut. Suatu tes dapat dikatakan tes yang reliable apabila tes tersebut menunjukkan hasil-hasil yang mantap.
Beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga hal :
a.      Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas butir-butir soal.
Tes yang terdiri dari banyak butir, tentu saja lebih valid dibandingkan denan tes yang hanya terdiri dari beberapa butir soal. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas tes. Dengan demikian maka semakin panjang tes, maka reliabilitasnya semakin tinggi.
b.      Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee)
Suatu tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banya siswa akan mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar kecilnya reliabilitas tes.[2]



c.       Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes
Faktor penyelenggaraan tes yang bersifat administrative, sangat menentukan hasil tes.
Contoh.
-          Petunjuk yang diberikan sebelum tes dimulai akan memberi ketenangan kepada peserta tes dalam mengerjakan soal, dan dalam menyelenggarakan tidak akan banyak terdapat pertanyaan. Ketenangan ini tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil tes.
-          Pengawasan yang tertib akan mempengaruhi hasil yang diberikan oleh siswa terhadap tes. Bagi siswa tertentu adanya pengawasan yang terlalu ketat menyebabkan rasa jengkel dan tidak bisa leluasa mengerjakan tes.
-          Suasana lingkungan dan tempat tes (duduk tidak teratur, suasana disekelilingnya ramai dan sebagainya) akan mempengaruhi hasi tes.
Adanya hal-hal yang mempengaruhi hasil tes ini semua, secara tidak langsung akan mempengaruhi reliabilitas soal tes.
B.     CARA – CARA MENCARI BESARNYA REABILITAS
1.      Metode Bentuk Pararel (equivalent)
2.      Metode Tes Ulang (test – retest method)
3.      Metode Belah Dua (split – half metohod)
a)      Pembelahan ganjil genap
b)      Pembelahan awal akhir
c)      Penggunaan rumus Planagan
d)     Penggunaan rumus Rulon
e)      Penggunaan rumus K – R. 20
f)       Penggunaan rumus K – R 21

Cara untuk melakukan uji Reliabilitas tersebut dijelaskan lebih lanjut
dibawah ini.
1.      Metode Bentuk Pararel (equivalent)
Tes bentuk pararel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir – butir soalnya berbeda. Walaupun tesnya terdiri dari dua macam, namun hakikatnya isinya mengukur hal yang sama dan alat ukur keduanya juga sama.
2.      Metode Tes Ulang (test – retest method)
Yang dimaksud adalah untuk menguji reliabilitas tes dengan jalan mengujikan tes tersebut dua kali atau lebih, kemudian hasilnya dikorelasikan. Tujuan tes ini untuk mengetahui koefisien stabilitas tes.
3.      Metode Belah Dua (split – half metohod)
Metode ini dipakai untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes  dengan jalan membelah tes menjadi dua bagian dan skor kedua belahan tersebut dikorelasikan dengan rumus tertentu.
Ada dua cara membelah butir soal ini yaitu:
a.       Membelah atas item – item genap dan item – item ganjil yang selanjutnya yang disebut pembelahan ganjil – genap, dan
b.      Membelah atas item – item awal dan item – item akhir yaitu separu pada nomor – nomor akhir yang selanjutnya disebut pembelahan awal – akhir.
Namun perlu di ingat banyak butir soal harus genap agar dapat dibelah.
Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui reabilitas separo test. Untuk mengetahui reabilitas seluruh tes harus digunakan rumus Spearman - Brown sebagai berikut
Contoh:
 







Di mana :
  Korelasi antara skor – skor setiap belahan tes.
   Koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan.






Contoh perhitungan reabilitas dengan metode belah dua
TABEL ANALISIS ITEM
TES MATEMATIKA
No
Nama
Nomor Item

1,3,5,7,9
2,4,6,8,10
1,2,3,4,5
6,7,8,9,10


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
skor total
ganjil
genap
Awal
Akhir
1
Hartati
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
8
5
3
3
5
2
Yoyok
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
5
3
2
2
3
3
Oktaf
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
4
0
4
1
3
4
Wendi
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
5
3
2
3
2
5
Diana
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
6
3
3
5
1
6
Paul
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
4
4
0
3
1
7
Susana
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
7
4
3
5
2
8
Helen
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
8
3
5
3
5


1.      Pembelahan Ganjil – Genap
Tabel persiapan perhitungan reabilitas dengan belah dua ganjil – genap adalah sebagai berikut:

No.

Nama
Item ganjil
(1,3,5,7,9)
(X)
Item Genap
( 2, 4, 6,8,10)
(Y)
1.       
2.       
3.       
4.       
5.       
6.       
7.       
8.       
Hartati
Yoyok
Oktaf
Wendi
Diana
Paul
Susana
Helen
5
3
0
3
3
4
4
3
3
2
4
2
3
0
3
5

Kelanjutan dari tabel ini adlah menghitung dengan rumus korelasi product moment.
Diketahui :
Setelah di hitung dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar diketahui bahwa . Harga tersebut baru menunjukan reabilitas separo tes. Oleh karena itu,  untuk belahan ini disebut dengan istilah
 atau   singkatan dari  . untuk mencari reabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman – Brown.

2.      Pembelahan awal – akhir
Tabel persiapan perhitungan reabilitas dengan pembelahan awal –akhir  adalah sebagai berikut:



No.

Nama
Item ganjil
(1,2,3,4,5)
(X)
Item Genap
(6,7,8,9,10)
(Y)
1.       
2.       
3.       
4.       
5.       
6.       
7.       
8.       
Hartati
Yoyok
Oktaf
Wendi
Diana
Paul
Susana
Helen
3
2
1
3
5
3
5
3
5
3
3
2
1
1
2
5

Dengan korelasi produk moment dengan angka kasar diperoleh . Dengan rumus Sperman – Brown diperoileh .

3) Penggunaan Rumus Planangan
               Seorang bernama Flanangan menemukan rumus yang perhitungannya menggunakan belah duA GANJIL – GENAP.
 
Rumus               



Dimana:
 reabilitas tes
 varians belahan  pertama (1) yang dalam hal ini varins skor item ganjil
 varians belahan kedua (2) yaitu varians skor item genap
 varians total yaitu varians skor total

Secara sederhana dapat dipahami bahwa varias adalah standar deviasi kuadrat. Maka varians dapat di cari dengan rumus:


4) penggunaan rumus Rulon
   Serang bernama rulon yang rumusnya diterapkan pada  data belahan akhir:
   Rumus :
  
Dimana:
 varians beda
 perbedaan antara skor belahan pertama (awal) dengan skor belahan kedua ( akhir)

Contoh:
No.
Nama
awal
akhir
d
1.       
2.       
3.       
4.       
5.       
6.       
7.       
8.       
Haratati
Yoyok
Oktaf
Wendi
Diana
Paul
Susana
helen
3
2
1
3
5
3
5
3
5
3
3
2
1
1
2
5
-2
-1
-2
1
4
2
3
-2

 3
 43
Dari perhitungan terdahulu diketahui
Varians total = 2,63
Dimasukan ke dalam rumus rulon
 

5) penggunaan rumus K-R. 20
Rumus dasar dari Kuder Richardson dalam menghitung koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut :

        keterangan :
        =  reabilitas tes secara keseluruhan
        = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
         =  proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (  
  = jumlah hasil perkalian p dan q
         = banyaknya item
        = standar deviasi dari tes ( akar varians )
TABEL PERHITUNGAN MENCARI REABILITAS
TES DENGAN RUMUS K – R.20
NO.
NAMA



ITEM



SKOR TOTAL
1
2
3
4
5
6
7
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Wardoyo
Benny
Hanafi
Rahmad
Tanti
Nadia
Tini
Budi
Daron
Yakob
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0-
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
5
5
2
6
2
4
3
3
3
2

Np
p
q
pq
2
0,2
0,8
0,16
5
0,5
0,5
0,25
4
0,4
0,6
0,24
7
0,7
0,3
0,21
10
1
0
0
4
0,4
0,6
0,24
3
0,3
0,7
0,21
35


 












 (dicari dengan kalkulator)

6) Penggunaan rumus K – R.21
         Apabila derajat kesukaran semua item dalam suatu tes dapat di asumsikan setara, Kuder dan Richardson menganjurkan menggunakan rumus berikut :

 
Keterangan :
 = rata – rata skor total

 

         Jika dibandingkan reabilitas yang dihitung dengan K-R.20 dan K-R.21 lebih besar pertama. Memang menggunakan rumus K – R .20 cendrung memberikan hasil yang lebih tinggi, tetapi pekerjaanya lebih rumit.




[1] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto,Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan ( edisi revisi ), (Jakarta : PT. Bumi Aksara,     2011), h.59
[2] Ibid,  h. 89.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar